HTML


Jumat, 28 Maret 2014

Resensi Buku The Hunger Games


RESENSI THE HUNGER GAMES:



Judul: The Hunger Games
Penulis: Suzanne Collins
Penerjemah: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia
Cetakan: Oktober 2009
Tebal: 408 Halaman

Membunuh atau dibunuh. Itulah aturan sederhana dari acara tahunan Hunger Games. Di suatu masa depan, Amerika Utara musnah lalu berdirilah negara Panem dengan Capitol sebagai ibu kota. Awalnya, Capitol dikelilingi 13 distrik. Namun, suatu ketika terjadi pemberontakan melawan Capitol dan berakibat musnahnya Distrik 13. Sebagai pengingat akan kekuasaan ibu kota, Capitol mengadakan acara televisi The Hunger Games setiap tahun di mana satu anak laki-laki dan satu anak perempuan berumur 12 hingga 18 tahun dari setiap distrik dipilih untuk bertarung sampai mati. Dua puluh empat peserta setiap tahun dan hanya akan ada satu pemenang. Acara tersebut disiarkan live di seluruh Panem.
Katniss Everdeen, 16, adalah gadis yang tinggal di Distrik 12 bersama ibu dan adik perempuannya, Primrose Everdeen. Distrik 12 mendapat jatah sebagai produsen batubara. Sejak kematian ayahnya dalam ledakan di tambang, Katniss mengambil alih sebagai kepala keluarga. Setiap hari ia berburu bersama sahabat laki-lakinya, Gale. Pada saat pengambilan undian Hunger Games ke-74, nama Primrose terpilih sebagai peserta. Secara spontan, Katniss bersedia menggantikan posisi adiknya. Bersama anak laki-laki terpilih dari distrik 12 bernama Peeta Mellark, Katniss menyuguhkan acara The Hunger Games yang tak terlupakan untuk warga Panem.
Alur cerita novel ini tergolong sederhana. Yang membuat The Hunger Games menarik adalah karakter tokoh dan detil aksi yang intens. Katniss adalah pemburu yang berpengalaman, akrab dengan alam, dan sangat mandiri. Negara Panem melarang perburuan di Distrik 12 sehingga wilayah itu dikelilingi pagar berarus listrik. Namun Katniss dan Gale selalu lolos dan berhasil membawa hasil buruan untuk dimakan atau ditukar dengan kebutuhan lain untuk keluarga mereka. Keahlian berburu dan pengalaman Katniss lah yang membuat jalan cerita saat pertarungan menjadi menarik.
Selain aksi, novel ini mengangkat kehidupan pribadi Katniss untuk ditonjolkan pada sisi drama. Apalagi novel ini bertutur menggunakan sudut pandang Katniss. Penulis menyoroti peran Katniss sebagai kepala keluarga di usia belia dan rasa sayangnya kepada Prim, si bungsu. Begitu juga dengan keraguan perasaan Katniss terhadap Gale. Ditambah lagi dengan pengakuan Peeta yang ternyata menyukai Katniss sejak hari pertama sekolah. Hubungan Katniss-Peeta banyak diolah sejak acara The Hunger Games dimulai. Hubungan ini pula yang membuat pembaca mengira-ngira motivasi Peeta yang sesungguhnya.
Edisi terjemahan dari Gramedia dikerjakan dengan baik. Alih bahasanya mulus dan minim typo. Sampulnya mengadopsi versi asli yang menurut saya kurang eye catching. The Hunger Games adalah buku pertama dari trilogi. Sekuelnya adalah Catching Fire dan Mockingjay. Penulisnya, Suzanne Collins mengategorikan novel ini untuk konsumsi Young Adult. Sebelum menulis The Hunger Games, Collins bekerja untuk Nickelodeon. Novel ini meraih berbagai penghargaan dan menjadi New York Times bestseller. Adaptasi film The Hunger Games dijadwalkan akan rilis pada Maret 2012 dengan Jennifer Lawrence sebagai Katniss.
Hal yang patut dicatat dalam novel ini adalah penulis berhasil menyajikan dunia baru, tanpa penyihir, naga, ksatria, dan lain sebagainya. Terasa menyegarkan mengingat setelah era Harry Potter, dunia perbukuan dibanjiri cerita fantasi dengan negeri antah berantah. Di novel ini hanya ada anak-anak yang diuji ketangguhan dan kreativitasnya untuk bertahan hidup. Mengerikan memang, namun idenya keren, alurnya tegang dari awal hingga akhir, dan membuat saya sulit meletakkan buku ini sebelum selesai. Oh ya, saya juga menyukai nama-nama karakternya yang unik.

Rabu, 19 Maret 2014

Don't Be Like That

Lirik


 DON'T BE LIKE THAT
 DON'T BE LIKE THAT

kenapa kau selalu saja sok tau
padahal kau tau hanya dari koran dan buku
Kenapa kau selalu saja sok mengerti
padahal kau hanya suka mencaci maki

Aku tau kau tak selalu seperti itu
ku tau kau hanya ingin membuat sesuatu yg baru
tapi kau tak mau menerima masukan dari temanmu
karena kau tau teman mu tak sepintar dirimu.

DON'T BE LIKE THAT
DON'T BE LIKE THAT

Coba lah berusaha mengajari mereka
Dengan bersabar agar mereka tak cepat bosan
Tapi hargai lah, mereka 
jika mereka terlalu lama tak sadar sadar

Ini seperti misteri sebuah pintu
Yg ketika dibuka munculnya suara yg bisu
Tapi kau tau kenapa bisu
Karena didalam hanya ada ruang dan pintu.



Senin, 03 Maret 2014

Sebuah Kiasan


       Hidup memang seperti roda berputar karena kita tidak selalu diatas, dan tidak selamanya dibawah. Itu memang yg sedang dirasakan kebanyakan orang dan mereka sadar bahwa mereka tidak bisa memberhentikan roda itu ketika sedang berputar. Tetapi Mereka bisa membuat roda itu melambat atau mempercepat rotasi kepindahan roda tersebut dengan cara berbagai macam. Kita bisa memperlambat roda tersebut ketika kita diatas, dan kita bisa membuat roda itu cepat berputar ketika kita sedang dibawah. Itu tergantung bagaimana kita sendiri yg melakukannya. Untuk Mengukur tingkat dalam mengerakan rotasi roda kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai 3 hal yg bisa mempengaruhi rotasi roda tersebut.

1.Niat

Seorang yg mempunyai niat untuk berubah sangat berpengaruh bagi kehidupannya. Niat yg timbul terhadap diri seseorang hanya bisa ia dapatkan ketika ia sadar apa yg menjadi tujuan nya. Ketika seseorang mempunyai tujuan dalam hidupnya walaupun sekecil apapun tidak bakal tercapai jika dia tidak mempunyai niat.



2.Tekad

Seorang manusia pasti mempunyai tekad dalam dirinya yg terlihat ataupun yg terpendam. Tekad yg terlihat biasanya bisa dirasakan oleh orang –orang yg berperan dalam hidupnya. Dan tekad yg terpendam itu hanya dirinya sendirilah yg mengetahui tentang keberadaannya. dalam hidup tekad sangat berguna untuk menompong niat manusia. Ketika Niat yg didirikan sudah terkumpul tekad lah yg berkerja seperti pada kegunannya. Sama seperti Jika ada kereta melaju, maka masinis lah yg mengenendarai.



3.Kemampuan

Kebanyakan orang hampir tidak mengetahui kemampuannya. Dan kemampuan itu bisa didapatkan dengan belajar. Dan masalahnya adalah mencarinya, sesorang yg mempunyai bakat kemampuan dalam diri tidak bakal mengetahuinya jika seseorang itu tidak mau mencoba apa yg dia sudah tekadkan. Seseorang yg lahir dalam keluarga pemusik dia tidak akan langsung dapat memainkan sebuah alat music jika ia tidak belajar bagaimana cara memainkannya. Walaupun dia dari keluarga pemusik dia tidak akan langsung bisa memainkan alat music tersebut butuh proses pemebelajaran untuk dapat memainkannya. Dan tidak hanya dari keluarga pemusik saja yg bisa memainkan sebuah alat music. Tetapi orang yg sudah mempunyai niat dan tekad yg bulat untuk belajar music kemungkinan yg kecil dia tidak akan berhasilnya memainkannya. Karena belajar adalah kunci dari pintu kemampuan yg terpendam.

Jika Kita sudah mempunyai 3hal tersebut kita bisa berperan dalam hidup kita sebagaimana mestinya. Kita bisa membuat roda itu melambat atau mempercepat  tergantung bagaimana Niat,Tekad, Dan Kemampuan kita dalam melakukan rotasi tersebut.

Judulnya gak nyambung? Maap, karena sebuah kiasan hanyalah sebuah kiasan yg bisa dibaca, atau hanya bisa rasakan. Tergantung bagaiman cara kamu melihat sebuah kiasan tersebut. Apa kamu hanya mau membaca dan pergi?, atau kau rasakan dan memulai seseuatu?.